[ad_1]
Terdakwa teror penembakan dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Brenton Harrison Tarrant (29), disebut bersiap untuk membakar masjid yang menjadi target usai melakukan penembakan.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (24/8), ketua jaksa penuntut umum Barnaby Hawes memulai rangkaian sidang vonis Tarrant dengan membacakan fakta-fakta kejadian setebal 26 halaman.
Sidang itu akan digelar selama empat hari hingga Kamis mendatang.
Tarrant yang merupakan warga Australia juga dihadirkan ke ruang sidang. Dia berhadapan dengan pengunjung sidang yang seluruhnya adalah korban selamat dan keluarga korban meninggal.
Tarrant menyatakan bersalah atas peristiwa yang menewaskan 51 orang. Dia dijerat 40 dakwaan percobaan pembunuhan dan satu dakwaan terorisme.
Selama pembacaan fakta-fakta oleh jaksa, Tarrant yang diborgol duduk di kursi terdakwa dengan mengenakan baju penjara berwarna abu-abu. Dia tidak banyak bergerak karena dikelilingi lima polisi.
Selama sidang, Tarrant hanya melihat seisi ruangan, menjentikkan jari, dan melihat para korban selamat yang menyampaikan kesaksian.
Ruang sidang juga tidak diisi penuh karena menghindari penularan virus corona. Sebagian pengunjung juga menyaksikan jalannya sidang melalui ruang terpisah dengan cara streaming.
Jaksa Hawes mengatakan Tarrant mengintai Masjid Al Noor yang menjadi salah satu target menggunakan drone dua bulan sebelum kejadian.
Jaksa Hawes menyatakan saat serangan, Tarrant menggunakan dua senapan serbu AR-15, sejumlah senapan lain, dan dua shotgun. Dia juga membawa empat tabung gas yang sudah diubah untuk membakar masjid.
Akan tetapi, niat itu urung dilakukan karena dia diadang dua jemaah masjid.
Setelah menembaki jemaah Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood, jaksa Hawes menyatakan Tarrant berusaha kabur untuk mencapai target masjid ketiga di Ashburton. Namun, dia berhasil diadang oleh polisi dan ditangkap.
Selandia Baru untuk pertama kalinya menggunakan delik terorisme dalam kasus Tarrant. Lelaki itu menyatakan sebagai penganut ideologi supremasi kulit putih, dan sempat mengunggah manifesto sebelum melakukan penembakan.
(Associated Press/ayp)
[Gambas:Video CNN]
[ad_2]
