Caption foto : Mahasiswa Exodus melakukan pembakaran lilin di asrama Ninmin Nduga
Jayapura (papuapost.co) – Ratusan mahasiswa Exodus dan Papua bersama solidaritas gerakan mahasiswa serta simpatisan, BEM masing-masing posko Exodus melakukan aksi pembakaran lilin di asrama Ninmin (Nduga), Selasa (28/7/2020) malam.
Aksi yang di ikuti sebanyak 170 dari kalangan mahasiswa ini membawa thema Duka Nduga Duka Papua.
Ketua umum Posko Mahasiswa Exodus Papua Yustin Iyowau mengungkapkan jika kedukaan ini bukanlah duka bagi orang Nduga saja melainkan bagi semua orang papua, sebab persoalan Nduga saat ini ada soal bagi mahasiswa Exodus.
“Penembakan di Nduga yang menimpa dua orang warga sipil pengunsian yakni Sellu dan Elias Karunggu masuk dalam pelanggaran HAM berat dan pasti ini takkan pernah di selesaikan,”ungkapnya kepada papuapost.co
Sehingga dari situasi inilah maka tercetuslah sebuah gagasan mengapa mahasiswa Exodus harus melakukan aksi pembakaran lilin.
Adapun pernyataan sikap yang di sampaikan oleh Jeremias Tabuni selaku Ketua umum asrama Nduga yang isinya sebagai berikut.
1. Komnas HAM RI segera membentuk tim investigasi dan turun ke Kabupaten Nduga atas dugaan pelanggaran HAM berat yang menewaskan Elias dan Sellu Karunggu dan pelaku anggota satgas 330 harus bertangung jawab di Kabupaten Nduga
2. Presiden Joko Widodo dan aparat tni/Polri stop menembak masyarakat sipil di Kabupaten Nduga Papua tanpa peradilan hukum yang jelas
3. Republik Indonesia segera tarik militerisme yang ada di Ndugama.
4. gubernur papua,Ketua DPRP,Bupati dan Ketua DPRD Nduga beserta jajarannya segera melaksanakan prinsip perlindungan penegakan Hak asasi manusia sebagaimana yang sudah di atur dalam Undang-Undang sendiri (res)