[ad_1]
Angkatan Laut Iran mencegat pesawat Amerika Serikat yang terbang dekat zona latihan militer di Selat Hormuz pada Jumat (11/9).
Militer Iran menjelaskan bahwa insiden ini bermula ketika radar Angkatan Udara mereka mendeteksi tiga pesawat AS, yaitu jenis P8, drone MQ-9, dan pesawat nirawak RQ-4, terbang di dekat zona identifikasi.
“Mereka mengabaikan peringatan sistem pertahanan Iran untuk menjauh dari zona latihan,” demikian pernyataan militer Iran yang dikutip AFP.
Iran lantas mengerahkan drone untuk me melacak keberadaan ketiga pesawat militer Amerika Serikat tersebut.
“Mereka [pesawat AS] kemudian mengubah arah dan meninggalkan zona tersebut,” tulis militer Iran.
Ketegangan antara Iran dan AS di wilayah udara sudah meningkat sejak Juni tahun lalu, kala Teheran menembak jatuh drone RQ-4 milik Washington.
Iran menuding drone AS tersebut menerobos wilayah udara negaranya. Namun, AS berulang kali menampik tudingan itu. Sejak saat itu, militer Iran dan AS terlibat konfrontasi langsung di udara hingga dua kali.
Hubungan kedua negara ini sebenarnya sudah tegang sejak 2018, ketika Presiden Donald Trump menarik AS secara sepihak dari kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) dan kembali menerapkan sanksi atas Iran.
Perjanjian yang digagas di era Barack Obama itu menetapkan Iran harus membatasi pengayaan uranium hingga 3,67 persen, jauh dari keperluan mengembangkan senjata nuklir yaitu 90 persen.
Sebagai timbal balik, negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran.
Setelah AS menarik diri, Iran terus melakukan pengayaan uranium dan memamerkan rudal-rudal terbarunya.
(has)
[ad_2]
